tugas surat lamaran pekerjaan

Posted Jumat, 20 Januari 2012 by juni

Surabaya 20 Mei 2011

Kepada Yth.,
HRD Manajer Sumber Daya Manusia
PT. BUMI ALAM SEJAHTERA
Jl Juanda 15 A
Surabaya

Perihal : Lamaran Pekerjaan

 Dengan hormat,
            Berdasarkan informasi adanya  lowongan pekerjaan sesuai dengan iklan di harian Kompas pada tanggal 18 Mei 2011, dengan ini saya mengajukan diri untuk posisi SR (Sales Representatif).
            Saya telah lulus dari SMA Tunas Bangsa, Surabaya pada tahun 2005, dan saat ini sedang menyelesaikan semester terakhir program S1 jurusan Pendidikan Ekonomi di Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Saya memiliki kendaraan bermotor sendiri, telah mempunyai SIM C, dan dapat berbahasa inggris dengan cukup baik secara lisan maupun tulisan.
            Sebagai bahan pertimbangan, dalam surat lamaran ini saya lampirkan
1. Daftar Riwayat Hidup.
2. 1 lembar salinan ijazah terakhir
 3. 1 lembar Foto copy sertifikat kursus/pelatihan.
4. Pas foto terbaru.
Besar harapan saya agar bapak/ibu dapat memberikan kesempatan wawancara, sehingga saya dapat menunjukkan potensi diri saya secara terperinci

  Hormat saya

Juni Rahmawati


Curriculum Vitae
                                                                                               
Personal Details

Full Name
Sex
Place, Date of Birth
Nationality
Marital Status
Height, Weight
Religion
Address
Mobile
Phone
E-mail
: Juni Rahmawati
: Female
: Sidoarjo , June 15, 1990
: Indonesia
: Singel
: 165 cm, 53 kg
: Perfect
: Moslem
: Wirabumi street number 25 Gedangan
: 0817 9854 203
: 021 - 87903802
: Juni_rahmawati_09@yahoo.com

Educational Background


1997 - 2003
2003 - 2006
2006 - 2009
2009 - 2013

: Gedangan Elementary School,Sidoarjo
: Junior High School No.1, Sidoarjo
: Senior High School No.1, Sidoarjo
: Universitas Negeri Surabaya
Course & Education

1998 – 1999


2005 - 2007


:Computer & Internet Course at Puskom Gilland Ganesha, Sidoarjo

: English Language Course at LBA Gilland Ganesha, Sidoarjo



Tugas Ulasan Artikel MSDM

Posted by juni

Ulasan Artikel ke1.
Judul               : Meninggalkan Pola Ajar Guru Tempo Dulu.
Ditulis oleh      : Admin
            Pendidikan sangat penting bagi kemajuan bangsa, maka dari itu Indonesia mencanangkan wajib belajar bagi masyarakat Indonesia. Untuk mensukseskan wajib belajar sangat di tuntut tenaga pendidik yang benar-benar ahli (profesional). Guru sangat berperan terhadap kualitas pendidikan. Boulter, Dalziel, dan Hill (2003), mengemukakan kompetensi adalah suatu karakteristik dasar dari sesesorang yang memungkinkannya memberikan kinerja unggul dalam pekerjaan, peran, atau situasi tertentu. Menurut peraturan pemerintah No. 101 Tahun 2000, kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai negeri sipil berupa pengetahuan, sikap perilaku yang diperlukan dalam tugas dan jabatannya. di era yang global ini guru harus lebih banyak belajar untuk dapat meningkatkan kompetensinya. Seorang guru harus dapat melakukan inovasi-inovasi pembelajaran di kelas agar siswa lebih tertarik untuk mengikuti proses belajar mengajar. Seorang pendidik atau guru harus dapat menampakkan kualitas dirinya. Dalam proses belajar mengajar, peran guru tidak hanya sekedar membantu proses belajar mengajar tetapi lebih dari itu seorang guru harus dapat berperan sebagai konselor, motivator, dan fasilisator agar proses pembelajaran siswa berjalan lebih efektif. Selain itu seorang pendidik harus memiliki sikap yang tulus dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan didrinya sendiri serta seorang pendidik harus senantiasa menbelajarakan diri, otodidaktif dan menyediakan waktu untuk membaca buku- buku yang bermanfaat dan menambah wawasan.

Ulasan artikel ke 2
Judul               : Suatu Gejala Negatif Guru Menomorduakan Sekolah
Ditulis oleh      : Marjohan
            Guru merupakan ujung tombak pelaksanaan pendidikan sekolah. Maju mundurnya kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas guru. Untuk memperoleh siswa dengan SDM yang tinggi, maka dibutuhkan SDM guru yang tinggi pula. Cuplikan artikel di atas merupakan gambaran betapa kualitas seorang guru sangat berpengaruh pada kualitas pendidikan. Guru atau pendidik harus mempunyai motivasi yang kuat untuk meningkatkan kualitas dirinya, karena motivasi inilah yang menentukan guru dalam bekerja. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilan untuk mewujudkan tujuan perusahaan (Hasibuan, 1999). Sekarang ini cukup banyak guru-guru yang memiliki motivasi rendah dalam bekerja. Mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi di bandingkan pendidikan atau sekolah. Sebagai contoh Guru-guru sibuk dengan bisnis sampingan untuk menambah penghasilan guru, tema pembicaraan guru-guru setiap hari pada jam istirahat di kantor adalah tentang hobi, mode pakaian, masalah keluar teman serta perlengkapan rumah tangga. Tak jarang pula guru-guru yang memperoleh gaji yang minus atau kecilakibat terjerat kredit mengabaikan tugas dan tanggung jawab. Motivasi untuk datang ke sekolah berkurang. Keinginan untuk meningkatkan mutu pendidikan pun juga berkurang dan bahkan ada yang tidak memikirkan sama sekali. Yang mereka pikirkan hanya bagaimana cara untuk dapat menyelesaikan pembayaran kredit secepatnya hal inilah yang membuat para guru menomor duakan sekolah.
            Kini sudah saatnya para guru atau pendidik untuk kembali memacu kualitas pendidikan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan motivasi yang ada dalam diri seorang guru untuk meningkatkan kualitas dirinya serta mengembalikan budaya menomorsatukan sekolah. Selain itu kepala sekolah selaku pemimpin dari sekolah juga harus ikut berperan dalam peningkatan motivasi seorang guru dalam bekerja, bangunan fisik sekolah juga perlu ditata disamping itu faktor-faktor luar yang dapat membuat melemahnya semangat guru-guru untuk mengabdi dan berbakti sangat dibutuhkan supervise oleh pihak atasan dan teman-teman sekolah. Bila berbagai hal telah dibenahi diharapkan kualitas mutu pendidikan juga meningkat.
Ulasan artikel ke 3
Judul               : Pengembangan Profesionalisme Guru di Abad Pengetahun
Ditulis oleh      : Dra. Ani M.Hasan,M.Pd
            Pegembangan profesionalisme guru sangat diperlukan apalagi di abad pengerahuan seperti sekarang ini. Guru di tuntut untuk mempunyai pengetahuan maupun keterampilan untuk dapat memenuhi tuntutan zaman. Trilling dan Hood (1999) mengemukakan bahwa perhatian utama pendidikan di abad 21 adalah untuk mempersiapkan hidup dan kerja bagi masyarakat.nasanius (1998) mengungkapkan bahwa kemerosotan pendidikan bukan diakibatkan oleh kurikulum tetapi kurangnya kemampuan profesionalisme guru dan keengganan belajar siswa.
            Pendidikan di abad pengetahuan menuntut adanya manajemen pendidikan yang modern dan professional dengan bernuansa pendidikan. Menurut Makagiansar (1996) memasuki abad 21 pendidikan akan mengalami perubahan  paradigma yang meliputi pergeseran paradigma
1.dari belajar terminal ke belajar sepanjang hayat
2. Dari belajar berfokus penguasaan pengetahuan ke belajar holistic
3. Dari citra hubungan guru-murid yang bersifat konfrontatif ke citra hubungan kemitraan dst.
Yang paling penting , paradigma baru pembelajaran ini memberikan peluang dan tantangan yang besar bagi perkembangan professional, baik pada preservice dan inservice guru. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan profesionalisme guru adala dengan cara program sertifikasi, PKG (Pusat Kegiatan Guru), KKG (Kelompok Kerja Guru) yang memungkinkan para guru untuk berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan mengajarnya.   

Rangkuman jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia

Posted by juni


Judul               :The role of human resource management in cross-border mergers and    acquisitions.
Ditulis oleh      : Ruth V. Aguilera and John C. Dencker
Sumber            : SSRN

            Jurnal ini membahas tentang peran Manajemen sumber daya manusia dalam lintas-perbatasan merger dan akuisisi. Yang menjadi pembahasan utama dalam jurnal ini adalah sisi manusia yang diabaikan dari strategi M & A serta strategi HRM. Karena lintas batas M & AS adalah dari urutan besarnya lebih kompleks daripada domestic merger. Penulis telah memeriksa kontingensi pada konteks nasional yang mempengaruhi hasil dalam proses merger.
            Dari jurnal ini pemulis mengembangkan sebuah kerangka kerja strategis yang cocok untuk menguji strategi dan kontijensi lintas batas M & As. Penulis melakukan dengan menyelaraskan antara peran HRM dengan M & As dalam hal sumberdaya manusia, proses dan nilai-nilai untuk strategi M & A yang mengadopsi perusahaan , tergantung pada karakteristik memperoleh dan di peroleh perusahaan.
            Secara khusus, meskipun pada tingkat yang luas praktek-praktek seperti system kompensasi yang umum di ekonomi pasar jenis, pada tingkat yang lebih halus ada non-sepele perbedaan yang harus dikelolah HRM . Sebagai contoh, Campbell (1999) mencatat bahwa sistem kompensasi diBP Amoco merger - yang melibatkan dua perusahaan di LMEs - harus didesain ulang karena, mereka berbeda secara signifikan. Dia juga mencatat bahwa proses HRM lainnya yang berubah seperti pembuatan kerangka struktur pekerjaan baru. Jadi, perusahaan-perusahaan di dalam  negara-negara  yang sama jenis pasar ekonominya akan mengalami beberapa derajat lokalisasi di HRM praktik-praktik dan kebijakan dan karena itu mungkin perlu menyesuaikan peran HRM  yang sesuai.
            Kerangka ini menunjukkan konvergensi antara praktek HRM tertentu  yang terbaik untuk  model praktek konsisten dengan tujuan strategi merger. Namun, Penelitian diperlukan untuk mempertimbangkan mengapa sejumlah praktik lain yang ditahan negara tertentu karakteristik dan, mungkin lebih penting, efek yang theseunique faktor telah di kinerja sebuah M & A. Kerangka ini juga menyoroti masalah yang diciptakan dalam M & As, seperti ketika jenis tertentu dari M & A strategi sesuai dengan preferensi negara untuk tingkat dan kecepatan integrasi merger. Selain itu, ada kontinjensi lainnya, seperti pengalaman dan perbedaan ukuran antara mendapatkan dan perusahaan diperoleh, bahwa akan menarik untuk mempertimbangkan lebih lanjut. Misalnya, seperti perusahaan-perusahaan di CMEs mendapatkan pengalaman yang lebih dalam melakukan M & As, itu adalah sebuah pertanyaan terbuka apakah mereka akan mulai untuk menegaskan nilai-nilai mereka dan proses untuk tingkat yang lebih besar, tinggal di tempat  yang sama atau konvergen ke LME sistem.